ternyata
sampai suatu ketika
kita akhirnya seakan ingin memaafkan
segala kekejaman
meski dia enggan memohon maaf
mengaku segala khilaf.
bukan kita mudah lupa
atau kabur dalam menilik neraca
hanya kita ingin meraih peluang
menggapai mutiara kebenaran
meskipun nantinya
kita terpaksa beriringan
dan berpimpin tangan
dengan sang petualang.
kita dan dia
bertolak dari pelabuhan berbeza
dengan hasrat berbeza
namun kini bukanlah ketika
untuk kita
mengkaramkan bahteranya.
ZIZIE ALI
13.09.06
3 comments:
Aduh, meresap ... Saya suka sajak ini.
Pertanyaan, kenapa 'seakan ingin memaafkan' dan tidak 'ingin memaafkan' ?
Dalam maaf ada bahagia :)
Salam.
cantik sekali....(bukan puisinya sahaja, tapi isinya..........)
hmmm... is it allowable memaafkan orang yang tidak memohon maaf. ia seolah-olah meredakan kedurjanaannya. memang benar kita tidak ingin karamkan bahteranya tetapi haluan perlu diperbetulkan dengan kesedaran dan pada mas itulah kita membantu.
Post a Comment